Bismillahirrahmaanirrahiim.
Sebelumnya saya izin repost, Fb: Alhamdulillah I Am Muslim
:):):)
PANDANGAN AL QUR'AN DAN AS SUNNAH:Allah Ta'ala berfirman:"Dan di
antara manusia (ada) yang mempergunakan lahwul hadits untuk menyesatkan
(manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah
itu bahan olok-olokan."(Luqman: 6)Sebagian besar mufassir berkomen-tar,
yang dimaksud dengan lahwul hadits dalam ayat tersebut adalah nyanyian.
Hasan Al Basri berkata,ayat itu turun dalam masalah musik dan lagu.
Allah berfirman kepada setan:"Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di
antara mereka dengan suaramu." Maksudnya dengan lagu (nyanyian) dan
musik.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah bersabda:
"Kelak
akan ada dari umatku beberapa kaum yang menghalalkan zina, sutera,
minuman keras dan musik."(HR. Bukhari dan Abu Daud)Dengan kata lain,
akan datang suatu masa di mana beberapa golongan dari umat Islam
mempercayai bahwa zina, memakai sutera asli, minum-minuman keras dan
musik hukumnya halal, padahal semua itu adalah haram.
Adapun
yang dimaksud dengan musik di sini adalah segala sesuatu yang
menghasilkan bunyi dan suara yang indah serta menyenangkan. Seperti
kecapi, gendang, rebana, seruling, serta berbagai alat musik modern yang
kini sangat banyak dan beragam. Bahkan termasuk di dalamnya jaros
(lonceng, bel, klentengan)."Lonceng adalah nyanyian setan." (HR.
Muslim)Padahal di masa dahulu mereka hanya mengalungkan klentengan pada
leher binatang.
Hadits di atas menun-jukkan betapa
dibencinya suara bel tersebut. Penggunaan lonceng juga ber-arti
menyerupai orang-orang nasrani, di mana lonceng bagi mereka merupakan
suatu yang prinsip dalam aktivitas gereja.Imam Syafi'i dalam kitabnya Al
Qadha' berkata: "Nyanyian adalah kesia-siaan yang dibenci, bahkan
menyerupai perkara batil. Barangsiapa memperba-nyak nyanyian maka dia
adalah orang dungu, syahadat (kesaksiannya) tidak dapat diterima.
"Nyanyian
di masa kini:Kebanyakan lagu dan musik pada saat ini di adakan dalam
berbagai pesta juga dalam tayangan televisi dan siaran radio. Mayoritas
lagu-lagunya berbicara tentang asmara, kecantikan, ketampanan dan hal
lain yang lebih banyak mengarah kepada problematika biologis, sehingga
membangkitkan nafsu birahi terutama bagi kawula muda dan remaja.
Pada
tingkat selanjutnya membuat mereka lupa segala-galanya sehingga
terjadilah kemaksiatan, zina dan dekadensi moral lainnya.Lagu dan musik
pada saat ini tak sekedar sebagai hiburan tetapi sudah merupakan profesi
dan salah satu lahan untuk mencari rizki. Dari hasil menyanyi, para
biduan dan biduanita bisa mem-bangun rumah megah, membeli mobil mewah
atau berwisata keliling dunia, baik sekedar pelesir atau untuk pentas
dalam sebuah acara pesta musik.
Tak diragukan lagi
hura-hura musik --baik dari dalam atau manca negara-- sangat merusak dan
banyak menimbul-kan bencana besar bagi generasi muda. Lihatlah betapa
setiap ada pesta kolosal musik, selalu ada saja yang menjadi korban.
Baik berupa mobil yang hancur, kehilangan uang atau barang lainnya,
cacat fisik hingga korban meninggal dunia.
Orang-orang
berjejal dan mau saja membayar meski dengan harga tiket yang tinggi.
Bagi yang tak memiliki uang terpaksa mencari akal apapun yang penting
bisa masuk stadion, akhirnya merusak pagar, memanjat dinding atau
merusak barang lainnya demi bisa menyaksikan pertunjukan musik kolosal
tersebut.Jika pentas dimulai, seketika para penonton hanyut bersama
alunan musik. Ada yang menghentak, menjerit histeris bahkan pingsan
karena mabuk musik.
Para pemuda itu mencintai para
penyanyi idola mereka melebihi kecintaan mereka kepada Allah Ta'ala yang
menciptakannya, ini adalah fitnah yang amat besar.Tersebutlah pada saat
terjadi perang antara Bangsa Arab dengan Yahudi tahun 1967, para
pembakar semangat menyeru kepada para pejuang: "Maju terus, bersama
kalian biduan fulan dan biduanita folanah ... ", kemudian mereka
menderita kekalahan di tangan para Yahudi yang pendosa.Semestinya
diserukan: Maju terus, Allah bersama kalian, Allah akan menolong
kalian." Dalam peperangan itu pula, salah seorang biduanita memaklumkan
jika mereka menang maka ia akan menyelenggarakan pentas bulanannya di
Tel Aviv, ibukota Israel -padahal biasanya digelar di Mesir-.
Sebaliknya
yang dilakukan orang-orang Yahudi setelah merebut kemenangan adalah
mereka bersimpuh di Ha'ith Mabka (dinding ratapan) sebagai tanda
syukurnya kepada Tuhan mereka.
Semua nyanyian itu hampir
sama, bahkan hingga nyanyian-nyanyian yang bernafaskan Islam sekalipun
tidak akan lepas dari kemungkaran. Bahkan di antara sya'ir lagunya ada
yang berbunyi:"Dan besok akan dikatakan, setiap nabi berada pada
kedudukannya ... Ya Muhammad inilah Arsy, terimalah ..."Bait terakhir
dari sya'ir tersebut adalah suatu kebohongan besar terhadap Allah dan
RasulNya, tidak sesuai dengan kenyataan dan termasuk salah satu bentuk
pengkultusan terhadap diri Rasul Shallallahu 'Alaihi Wasallam, padahal
hal semacam itu dilarang.Kiat Mengobati virus nyanyian dan musik :Di
antara beberapa langkah yang dianjurkan adalah:Jauhilah dari
mendengarnya baik dari radio, televisi atau lainnya, apalagi jika berupa
lagu-lagu yang tak sesuai dengan nilai-nilai akhlak dan diiringi dengan
musik.
Di antara lawan paling jitu untuk menangkal
ketergantungan kepada musik adalah dengan selalu mengingat Allah dan
membaca Al Qur'an, terutama surat Al Baqarah. Dalam hal ini Allah Ta'ala
telah berfirman:"Sesungguhnya setan itu lari dari rumah yang di
dalamnya dibaca surat Al Baqarah."(HR. Muslim)"Hai manusia sesungguhnya
telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan sebagai penyembuh bagi
penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat
bagi orang-orang yang beriman." (Yunus: 57)Membaca sirah nabawiyah
(riwayat hidup Rasul Shallallahu 'Alaihi Wasallam) , demikian pula
sejarah hidup para sahabat beliau.Nyanyian yang diperbolehkan:
Ada
beberapa nyanyian yang diperbolehkan yaitu:Menyanyi pada hari raya. Hal
itu berdasarkan hadits A'isyah:"Suatu ketika Rasul Shallallahu 'Alaihi
Wasallam masuk ke bilik 'Aisyah, sedang di sisinya ada dua orang hamba
sahaya wanita yang masing-masing memukul rebana (dalam riwayat lain ia
berkata: "... dan di sisi saya terdapat dua orang hamba sahaya yang
sedang menyanyi."), lalu Abu Bakar mencegah keduanya.
Tetapi
Rasulullah malah bersabda: "Biarkanlah mereka karena sesungguhnya
masing-masing kaum memiliki hari raya, sedangkan hari raya kita adalah
pada hari ini." (HR. Bukhari)Menyanyi dengan rebana ketika berlangsung
pesta pernikahan, untuk menyemarakkan suasana sekaligus memperluas kabar
pernikahannya. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:"Pembeda
antara yang halal dengan yang haram adalah memukul rebana dan suara
(lagu) pada saat pernikahan." (Hadits shahih riwayat Ahmad).
Yang
dimaksud di sini adalah khusus untuk kaum wanita.Nasyid Islami
(nyanyian Islami tanpa diiringi dengan musik) yang disenandungkan saat
bekerja sehingga bisa lebih membangkitkan semangat, terutama jika di
dalamnya terdapat do'a. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
menyenandungkan sya'ir Ibnu Rawahah dan menyemangati para sahabat saat
menggali parit. Beliau bersenandung:"Ya Allah tiada kehidupan kecuali
kehidupan akherat maka ampunilah kaum Anshar dan Muhajirin."Seketika
kaum Muhajirin dan Anshar menyambutnya dengan senandung lain:"Kita telah
membai'at Muhammad, kita selamanya selalu dalam jihad."
Ketika
menggali tanah bersama para sahabatnya, Rasul Shallallahu 'Alaihi
Wasallam juga bersenandung dengan sya'ir Ibnu Rawahah yang lain:"Demi
Allah, jika bukan karena Allah, tentu kita tidak mendapat petunjuk,
tidak pula kita bersedekah, tidak pula mengerjakan shalat.Maka
turunkanlah ketenangan kepada kami, mantapkan langkah dan pendirian kami
jika bertemu (musuh)Orang-orang musyrik telah mendurhakai kami, jika
mereka mengingin-kan fitnah maka kami menolaknya."Dengan suara koor dan
tinggi mereka balas bersenandung "Kami menolaknya, ... kami menolaknya."
(Muttafaq 'Alaih)
Nyanyian yang mengandung pengesaan
Allah, kecintaan kepada Rasululah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dengan
menyebutkan sifat-sifat beliau yang terpuji; atau mengandung anjuran
berjihad, teguh pendirian dan memper-baiki akhlak; atau seruan kepada
saling mencintai, tolong menolong di antara sesama; atau menyebutkan beberapa
kebaikan Islam, berbagai prinsipnya serta hal-hal lain yang bermanfaat
buat masyarakat Islam, baik dalam agama atau akhlak mereka.Di antara
berbagai alat musik yang diperbolehkan hanyalah rebana.
Itupun
penggunaannya terbatas hanya saat pesta pernikahan dan khusus bagi para
wanita. Kaum laki-laki sama sekali tidak dibolehkan memakainya. Sebab
Rasul Shallallahu 'Alahih Wasallam tidak memakainya, demikian pula
halnya dengan para sahabat beliau Radhiallahu 'Anhum Ajma'in.Orang-orang
sufi memperbolehkan rebana, bahkan mereka berpendapat bahwa menabuh
rebana ketika dzikir hukumnya sunnat, padahal ia adalah bid'ah,
Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:"Jauhilah perkara-perkara yang
diada-adakan, karena sesungguhnya setiap perkara yang diada-adakan
adalah bid'ah. dan setiap bid'ah adalah sesat." (HR. Turmudzi, beliau
berkata: hadits hasan shahih).Sumber dari: Rasa'ilut Taujihat Al
Islamiyah, 1/ 514 - 516.Oleh: Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu
Allahua'lam bisshowab. ^^